My Life Journey

My photo
owner Shawn Mendes Indonesia on facebook

Sunday, 16 June 2013

puisi balada "Diary"

Di dalam swalayan , aku disusun rapi.
Di dalam etalase yang indah.
Kanan kiri ku pun
banyak benda-benda indah dan menawan.

Teman-temanku sudah banyak yang terjual
Akhirnya pun aku sendiri di etalase yang luas ini

Pagi hari pun datang
hari yang baru ini
aku berharap ada anak yang berminat membeliku

Anak perempuan yang mungil dan cantik
terus menatapku
mungkin ia ingin membeliku dan tertarik padaku.
dalam hati aku berkata "beli aku ! beli aku !"

Akhirnya anak perempuan itu membeliku
ia sangat senang dan wajahnya berseri-seri.
sambil membawa sekantong plastik yang berisi aku.

saat aku sampai dirumah nya
aku selalu diisi setiap hari
banyak sekali kisah yang ia tulis dalam diriku

anak manis ini menulis diatas kertaslu dengan penuh perasaan
aku senang diminati oleh anak ini

hari demi haripun berlalu
aku hampir penuh dengan semua tulisan anak manis ini

aku tak menyangka sekarang ia telah membuang dan mengacuhkanku
aku disimpan di dalam laci yang penuh dengan debu dan sarang laba-laba

laci yang gelap dan sempit
laci ini pun kasar karena terbuat dari kayu
ia begitu cepat melupakanku

Malaikat Kecil yang Rapuh

Malaikat ini tak berdosa
Ia dilahirkan untuk jadi penerus bangsa
Makhluk kejam apa yang berani menyiksanya ?
Malaikat kecil yang rapuh

Paksaan dari makhluk kejam
Membuatnya tak berdaya
Ia seharusnya terbang tinggi
Mengejar semua angan kecilnya

Ia tak mampu mengepakkan sayapnya
Ia bahkan lupa bagaimana caranya terbang
Membuat hatiku sakit melihatnya
Kemanakah hati Nurani makhluk kejam itu ?

Ayo malaikat kecil
Malaikat-malaikar harapan bangsa
Kepakkan sayap rapuhmu
Suatu hari kau akan jadi harapan bangsa
Jadi malaikat kecil yang Indah di Surga

Kerinduan

Pagi yang mendung
Semilir angin pagi yang dingin
Belum tampak cahaya sedikitpun
Si hangat dari timur

Rintik-rintik hujan membasahi bumi
Rintik yang berubah menjadi deras
Gemuruh petir yang mengamuk
Mengurungku keluar dari istana

Tak tahan rindu ini
Ingin sekali bertemu
Tapi apalah daya
Bunga ini telah menjadi layu

Ingib ku kirim sepucuk surat untukmu
Kuharap engkau akan membacanya
Tak banyak yang bisa ku lakukan
Kuharap kau tau aku rindu padamu